Istilah tersebut merupakan suatu masa dimana Eropa sebelum abad 15 ( tahun 1500 M ) dikenal sebagai bangsa yang dalam kegelapan. Kiranya untuk memperjelas kondisi gelap yang dimaksud adalah merupakan suatu kondisi masyarakat yang sangat memprihatinkan baik dari : pola pikir, pola hidup dan tingkah lakunya dipengaruhi dan dikendalikan oleh faktor eksternal "diluar kreatifitasnya sendiri alias pikirannya " membeku " tidak boleh membantah ajaran " Injil " yang dipakai alat oleh para pendeta-pendeta waktu itu, dalam istilah islam " ta'lidul a'ma " mengekor secara membabi buta dan tidak mau mempelajari dan mengambil ilmu nenek moyang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Eropa waktu itu adalah masyarakat yang Jiwa dan Pola pikir umumnya masih " Momento Mori" : takut, serba ghaib, menyerah nasib/ pasrah, dogmatis, primitif dan tidak rasional.
Perlu kita ketahui bahwa nenek moyang bangsa Eropa bisa dikatakan " sangat hebat " dalam ilmunya, baik Filsafat, arsitektur, karya seni, dan seni bangun. Apalagi dalam bidang kemiliteran dikenal sangat luar biasa dan menjadi dasar sistem kemiliteran modern dewasa ini. Bahkan dari segi politik istilah " Demokrasi dan Tata Pemerintahan" merupakan satu kehebatan peradapan dan peninggalan yang tak terbantahkan. Siapa itu ? dia adalah bangsa Yunani Romawi kuno sipa tak kenal Plato, Aristoteles, Descrates dsbnya.
Sedangkan Orang Islam waktu itu yang merupakan umat yang diwajibkan " Tholabul Ilmu faridlotun minal muslimiin wa muslimaat " tidak segan-segan mempelajari kitab Islam " Alqur'an dan Hadits serta Kitab yang mengandung ilmu termasuk kitab-kitab Yunani Romawi Kuno untuk diterjemahkan dalam bahasa Arab.Sehingga tidak heran lahirlah " Ibnu Sina , Ibnu Khaldun , Al Kawarjmi , Al Jabar dstnya.
Perdagangan Dunia Islam yang merupakan mata pencaharian utama waktu itu baik melalui Jalan darat ( jalan sutera ) dar : RRC - Samarkand - Laut Kaspia - Laut hitam - Laut tengah - Eropa dan Jalan Laut dari RRC - Hanoi - Selat Malaka - Gujarat - Teluk Persia - Laut Merah - Mesopotamia / Iraq sekarang - Laut Tengah Eropa adalah rutinitas perdaganagan untuk melayani pasar " Eropa yang masih Gelap ". Kiranya tidak berlebihan jika di Laut Tengah inilah merupakan awal dari proses interaksi ilmu dalam pergaulan yang kuat " antara Pedagang Eropa dengan Pedagang Islam yang lebih dulu mengenal ilmu Yunani Romawi "untuk bisa mengenal keadaan dunia ilmu.
Berkat Jiwa dan pemikiran para Pedagang Eropa ( Kaum Borjuis ) dan Kaum Humanis ( Pendeta yang moderat, Guru, seniman dsnya ) yang berprinsip " Carpe Diem " ( Nikmatilah Hidup ) : Bekerja keras , ulet, rasional , Ingin suatu kenyatan, kreatif dan inovatif dengan tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akherat selalu dibawa dan diajarkan dalam hidup dan kehidupan pada masyarakat Eropa tanpa mengenal lelah dan waktu. Hal inilah yang menyebabkan Eropa Gelap lambat laun menjadi bangsa yang " Aufklarung " ( mulai cerah ), bangsa yang sedikit demi sedikit menjadi bangsa yang sejajar dengan dunia Islam waktu itu, bahkan akhirnya bisa meninggalkan jauh ilmu orang islam.
Kebangkitan kesadaran Jiwa dan pola pikir yang berbeda dan untuk menunjukkan jati diri bangsa hebat sebagaimana nenek moyangnya telah menjadikan bangsa Eropa mengalami kemajuan yang luar biasa disegala bidang kehidupan, baik politik , ekonomi , sosial budaya, idiologi dan agama.
Tunggu tulisan selanjutnya kemajuan politik, ekonomi, sosial budaya, idiologi dan agama !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar